Scarlet Alliance

  You are not logged in Log in
Welcome 中文 ไทย 한글

Sex Workers Recommendations to ICAAP 2011

In Bahasa Indonesian and English, Below, Endorsed by the sex worker caucus at Bali ICAAP 2009. Sex workers then protested through the conference venue reading the statement in English and Bahasa (photo slide show below)

Kami para pekerja seks yang tergabung dalam forum pekerja seks ICAAP 2009 meminta adaya kesimpulan yang dibuat dalam berbagai bahasa ICAAP menghabiskan sumber daya dengan percuma dengan menghadirkan banyak orang namun hanya mendengarkan dari peserta yang hanya berbicara bahasa inggris. Mayoritas peserta dari Asia pasifik yang tidak berbicara dalam bahasa inggris mayoritas peserta ICAAP seharusnya dilaksanakan dalam bahsa selain ingris untuk mewakili setiap area

Kami menemukan ada sesi yang menggunakan bahasa Indonesia pada ICAAP 2009. Namun demikian sesi ini tidak termasuk dalam sesi yang berpengaruh pada pengambil kebijakan dan pemerintah yang mana seharusnya mendengarkan suara dari komunitas pekerja seks yang tidak bias berbahasa inggris ini.

Harus ada sesi-sesi interaktif yang lebih banyak bagi pekerja seks dalam bahasa yang bermacam-macam sehingga keterwakilan pekerja seks lebih luas lagi dan pekerja seks dapat lebih berpartisipasi dalam konferensi ini selain yang berbahasa inggris Kami memaklumi adanya alat penerjemah dan penerjemah dalam setiap forum dan sesi namun demikian masih terdapat beberapa persoalan diantaranya adalah:

  1. Walau tersedia alat penerjemah namun kadangkala tidak diterjemahkan
  2. Pembicara tidak mempertimbangkan penerjemahan sehingga kadang kala berbicara terlalu cepat
  3. Tanpa adanya penerjemah , peserta lainnya yang tidak bias berbicara bahasa inggris tidak dapat berpartisipasi, bertanya, menanggapi dan berinteraksi denan peserta lainnya ataupun pembicara
  4. Adanya bias budaya dari penerjemah sehingga kadang kala penerjemah menggunakan kata-kata yang mengganggu (kasar) dan tidak pantas atau terlalu ilmiah sehingga tidak dapat dipahami oleh peserta

Bahasa inggris, bahasa Indonesia, Thailand, Burma, Mongolia, India, China, Tok Pisin, Tetun

Komite dari pekerja seks harus mengutamakan pekerja seks yang abstraknya diterima untuk mempresentasikan abstraknya dan tidak diwakilkan kepada orang atau lembaga lain (yang mendampingi). Hal tersebut terjadi pada ICAAP 2009 namun kami menginginkan pada ICAAP 2011 kami menginginkan bahwa pekerja seks yang berbecara langsung tentang isu pekerja seks

Kami tidak ingin disebutkan dengan banyak sebutan atau julukan seperti yang dilakukan oleh peneliti, atau pelaksana program . kami para pekerja seks berdiri sejajar dalam solidaritas tanpa diskriminasi Beasiswa harus diperbanyak lagi untuk pekerja seks, beasiswa juga harus diberikan kepada pekerja seks yang berperan sebagai penerjemah . kami menginginkan tidak ada lagi beasiswa setengah tetapi beasiswa harus penu.

We the sex workers of ICAAP 2009 demand the inclusion of multiple languages at ICAAP 2011.

ICAAP is wasting resources bringing so many people together but we only listen and hear from those who are speaking English. The majority of the Asia Pacific does not speak English – the majority of ICAAP should be in languages other than English, to represent the whole region.

We recognize the inclusion of one panel a day in Bahasa Indonesian speakers at ICAAP 2009. However those panels have not included the influencial policy people and leaders that need to hear the voices of those from the community who speak languages other than English. There needs to be interactive panels for sex workers in multiple languages so that sex workers from all backgrounds can actually PARTICIPATE in the conference in languages other than English. We recognize the attempts to have translation in the plenaries, however there have been many problems with this. 1) there has not always been translation available on the headsets 2) the speakers are not considering the translation and are speaking too fast 3) without translators from all languages into English, the speakers of languages other than English are not able to ask questions or interact with the speakers from the audience 4) the cultural bias of the translators means that the translation uses insulting words or words that are inappropriately clinical , thus rendering the translation pointless. The values of the translators have been imposed onto the listeners. English, Bahasa Indonesian, Thai, Burmese, Mongolian, Hindi, Chinese, Tok Pisin, Tetun

A sex worker committee to oversee sex work related abstracts and scholarships for ICAAP 2011.We do not wish to allow presenters who are not sex workers but who want to present on sex worker projects. They are presenting about us in2009, but in 2011 we demand that the sex worker present on sex worker issues.

We oppose the multiple names that researchers and project workers call us: we are not a divided or hierarchical community – we are a sex worker community standing in solidarity together and we demand to be treated as such.

Scholarships should be extended to more sex workers. Scholarships granted to community nominated translators who are accompanying sex workers. An end to partial scholarships –full scholarships only.